Bayang-Bayang

Sabtu, 25 Desember 2010

Ingkar

Seperti waktu yang tak pernah terlambat, berjalan konstan, megikuti irama sang kala..
Laksana merpati yang tak pernah ingkar..berjalan sesuai irama..
Malam semakin larut, otak tetap beku walau nada semakin syahdu..

Sayup-sayup irama gitar agak melambat..
Subuh mulai menyapa..
Lambat laun suara gitar itu menghilang..
Terganti dengan suara azan yang menyelinap kedalam telinga..

Ada suara melantungkan ayat-ayat..
Begitu merdu memecah sunyi dalam cengkraman subuh..
Menggetarkan setiap sendi-sendi tubuh yang rapuh..
Teramat rapuh, dalam balutan tulang belulang dan kulit yang mengering..

Kotak kecil mulai penuh dengan ampas yang terbuang bersama asap yang mengepul..
Menyelimuti dinding-dinding yang membisu..
Menatap sayu gambar yang kaku disudut kamar yang sempit..
Bergeser pelan dari layar monitor yang menyita detik demi detik tiap detak jantung..

Ada suara yang sangat pelan, apakah ini mimpi? suara itu begitu halus menyapa sunyi..
Bersama lantunan ayat-ayat menghentak kebisuan disaat hening..
Begitu lambat namun jelas, merasuk begitu dalam..
"Apakah yang membuatmu enggan beranjak dari kegalauan?
"Apakah ingkar adalah seni?

Sesaat lalu menghilang..
Lalu,, sepi kembali membawa gundah..
Bertanya tentang arti semua..

Akh..
Subuh akan segera beranjak dari peraduan malam..
Tak perlu untuk menunggu..
Bukankah menunggu terkadang menyesakkan?

Tidak ada komentar: