Bayang-Bayang

Jumat, 12 Oktober 2012

Lelaki Malam

Sumber Gambar :sekarlawu.blogspot.com


Kusebut sang penunggu malam
Bercinta dengan temaram di relung senja
Berharap pada sepi berkelana kala sendu
Ketika hening mencengkram rindu

Bintang adalah pertanda
Purnama adalah anugrah
Semesta bertabur sejuta tanya

Kau lelaki tengah malam
Berselimut sutra terangkai alam
Dari tangan keriput menyulam doa
Menanti embun di kuncup asa

Sabtu, 15 September 2012

Ini Bukan Surat Cinta


Sayang, ini bukan surat cinta yang berisi kata-kata puji. Ah, mengapa aku seberani itu memanggilmu sayang? Maaf. Aku tak mengenalmu dan dikaupun begitu. Anggaplah kata-kata ini tak bertujuan dan tak bertuan. Namun sebelum kau mengenalku, ijinkanlah aku memanggilmu sayang walau kutahu kau muak dengan dengan kata yang sering menjerumuskanmu itu. Sayang, maaf jika aku lancang bertutur. Aku pun tak bermaksud menjerumuskanmu dalam buaian kata yang bukan rayuan berujung benci ini. Aku cuma enggan berputar di pusaran ketidakpastian hati. Bukankah rasa yang mengendap adalah belenggu?


Sayang, terkadang cinta diwujudkan dalam kepalan tangan, batu-batu, dan tulisan-tulisan karena mereka telalu banyak mengumbar kata, menggadaikan cinta di sudut bibir yang manis. Mungkin kau berkata “kau pun terlalu banyak mengumbar kata!” Iya, dan kuharap cintamu tak kau wujudkan dalam kepalan tangan dan batu-batu yang meretakkan tengkorak kepalaku, semoga.


Sayang, aku mencintaimu tak setinggi tak sedalam. Bukankah tinggi dan dalam adalah batas? Batas itu terukur, tetapi apakah hati mengenal ukuran? Sayang, tak perlu kau jawab, tak usah kau risau karena kelak kita tak butuh banyak tanya dan jawab karena ku tahu kau lebih mengerti, cinta bukan logika, bukan hukum sebab akibat. Bukankah diam adalah pertanda? Diam adalah bahasa.


Namun jika kau tetap bertanya, kenapa? Sejujurnya aku pun tak mengerti. Tapi ijinkan aku membisikkan tanya.
Apakah cinta butuh alasan?




Selasa, 22 Mei 2012

Seperti Hujan..

Seperti hujan,,
terkadang di rindu kadangpula di benci,
namun yang pasti rasa itu tak akan muncul disaat bersamaan..

Di rindu atau di benci ia tetap akan datang dengan pertanda, membasuh lalu pergi,,
ia tak terikat rindu atau benci,
tak perduli puja atau maki..

Mungkin hujan pun paham,,
rasa itu kadang penuh tipu, dipaksa berlebihan..

Kamis, 12 April 2012

Satu Helai Daun yang Menunggu Angin



Sore ini ada angin, hujan, dan bau tanah. Aku hendak pergi lalu seseorang menahanku dan berkata, tunggulah sebentar sehabis hujan akan ada pelangi dan jingga di ujung cakrawala.

Satu helai daun gugur dari tangkai pohon yang menari, lepas melayang bersama angin. Rintik hujan masih setia, membelai tanah yang dilanda hasrat, aromanya tak bisa berdusta. Perasaan bercampur aduk mengikuti irama alam, syahdu, sedih, hampa, berkecamuk menjadi satu. Bukankah semua bermuara dari satu?
Ah,, bau tanah begitu menyengat, mungkin ia pun paham suatu saat akan dirindukan pada tahun tahun yang belum tiba.

Apakah satu helai daun itu menunggu angin untuk membebaskan dia dari belenggu tangkainya?
Tidak, angin tidak membebaskan satu helai daun dari belenggu tangkai, angin hanya sebuah alasan. Seperti jingga dan pelangi yang menahanmu disini.


Hujan berlahan pergi, pelangi nampak samar, jingga muncul pelan pelan. 

Minggu, 11 Maret 2012

Pintu..

Kau datang dengan muka kelam dan lusuh, matahari tak memandang siapa untuk menghanguskan serta angin enggan untuk tak bergerak hanya untukmu.

Lama kau berdiri di depan pintu, menatap celah-celah yang rapuh. Tiba-tiba kau menghilang lalu membuka jendela tanpa mengetuk.
Dan kau berkata, "Aku tlah letih namun aku enggan mengetuk pintu walau kutau kau menunggu, seharusnya kau membuka sendiri karena kau tau aku berdiri diluar. Apakah semua harus terjelaskan dengan simbol-simbol?"


Aku tetap diam, dan kau kembali berkata, ".Aku paham, kau sadar aku tak suka batas dan pintu tak berarti batas melainkan untuk menahan terpaan angin. Mungkin kau bertanya mengapa aku enggan membuka sendiri? Kaupun paham".


"baiklah kalau kau masih membisu, aku akan bicara sesuatu yang lain, karena semua akan berubah setelah itu. Ini semua bukan tentang cinta, rasa atau sekedar ambisi yang tidak kita mengerti, ini bukan tentang apa-apa. "kita" hanya sering berjuang mengusir kehampaan dengan cara kasar. "kita' memang pecundang, begitulah menurut yang lain dan mungkin bagiku tapi kau memilih begitu. "kita" gelisah, selalu gelisah dan ketakutan dalam pengembaraan karena "kita" selalu memproyeksikan diri di luar diri. Terkadang kita begitu terlena mengejar angin".

Kau pergi, aku masih terdiam..


Kamis, 01 Maret 2012

Tuhanku...

Dalam hening aku bersujud..
Dalam nafas aku berserah..


Tiap langkah adalah doa..
Tiap tempat adalah surga-Mu..

Selasa, 07 Februari 2012

Kerinduan...

Lama tidak tidak berkicau di blog ini, terakhir oktober 2011, berarti sudah kurang lebih tiga bulan. Pura-pura sibuk selalu jadi alasan yang tepat untuk mengaburkan kesan malas.

Jarak waktu tiba-tiba mengalahkan alasan tidak mood dan tidak ada ide, walau hanya sekedar melepaskan kerinduan untuk kembali menyusun huruf-huruf walau ujung-ujungnya tidak jelas bentuknya.

Jarak dan waktu biasanya menegaskan dua hal "rindu" dan "lupa" (ada yang merindukan dan ada yang melupakan hahaha). Jarak dan waktu sering membuat sesuatu menjadi "bias". Anggap saja kicauan yang tidak jelas ini adalah usaha untuk melawan lupa. Bukankah penyakit lupa sering ngetren di kalangan pejabat kita?
Ah, biarlah rindu menjadi milik kita, rindu akan janji. Bukankah rindu terkesan seksi?

Waktu memang tidak bisa di putar, di ulang dan dikembalikan. Tapi waktu bisa membuat jarak semakin dekat bisa pula membuat jarak semakin jauh. Entahlah mau mendekat atau menjauh, perjalanan memang sering memberikan banyak pilihan. Perjalanan juga tidak pernah "lupa" mengajarkan banyak hal.

Setidaknya perjalanan mengajari tentang kerinduan,
bahwa terkadang, semakin jauh kaki melangkah semakin besar kerinduan untuk kembali........


Sumber gambar: http://www.facebook.com/note.php?note_id=181270965229549